Kamis, 04 Desember 2008

Kaumaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnn!!!!!!!!!!


Bebarapa waktu yang lalu saya dan teman2 anak arsitektur 2008 UKDW melakukan perjalanan ke kauman untuk meruang di sana.
Kauman adalah sebuah kampung yang terlihat seperti perumahan dan telah dibuat sejak tahun 1920an. Jalannya berupa lorong2 yang bercabang2 namun hampir semuanya berujung pada sebuah mesjud besar yang disebut Mesjid Kauman. Mesjid tersebut besar dan megah, sangat berbeda dengan kompleks kauman yang rumahnya berdekat-dekatan dan terkesan sesak.



Arsitektur tempo dulunya masih dapat terlihat jelas di hampir setiap rumah yang kami lewati sehingga berada di kauman membuat saya merasa sedang berada di museum yang berhasil membuat saya membayangkan bagaimana jika saya hidup di tahun 1920an. Sepertinya pada saat itu masyarakan memiliki sifat sosial yang lebih besar dibanding saat ini. Hal ini terbukti dari rumah-rumah yang dibuat berdekatan dan memiliki taman seadanya bahkan banyak yang tidak punya taman. Di jaman modern seperti sekarang yang menuntut kegiatan yang serba cepat dan sibuk membuat kegiatan bersosialisasi dengan tetangga menjadi hal yang kurang begitu penting. Saya juga membayangkan hidup di rumah yang jendelanya begitu kecil sehingga pada siang haripun terasa begitu gelap.. pasti terasa sangat panas, pengap dan tersiksa banget, apalagi kalau banyak air kotor yang tergenang pasti banyak nyamuk..

Ini adalah gambar salah satu rumah yang dibangun pada tahun 1920an:


Masyarakat di kauman sangat ramah meskipun kepada orang baru seperti kami. Keramahan mereka membuat saya betah berada di sana meskipun jalan2nya sempit dan sesak..



Pada sore hari ketika kami akan pulang ternyata salah satu jalan dekat pintu keluar masuk kompleks kauman berubah fungsi menjadi pasar. Pasar ini rupanya cukup terkenal, terbukti dari banyaknya pengunjung yang datang termasuk dari luar daerah kauman. Kegiatan ini membuat jalan yang sempit disana menjadi makin sempit dan sesak. Meskipun makanan yang dijual di sepanjang jalan terlihat enak namun saya pikir lebih enak untuk keluar secepatnya dri situasi penuh sesak itu sehingga sayapun langsung pulang.

Begitulah pengalaman saya meruang di kauman... thanks for reading^-^

Tidak ada komentar: